pemilik aku
tenang air mata itu jatuh menimpa bumi
tanah yang basah meraikan sepi
sekujur tubuh yang pastinya dimamah bumi
satu hari yang takkan pergi
malah makin suci dalam menghampiri
lubang itu besar sedikit memuat badan
kain putih membaluti, seputih itu juga hati
sinaran mentari adakah mengikuti
atau gelapnya malam tanpa henti?
mahkota di kepala hanya dua batang nisan
pokok yang ditanam musykil
mampukah meneduhi?
masa tiba-tiba meloncat di dimensi lain
terjaga dengan laungan
aduh, siapakah yang biadap mengusik?
aku milik al-Haq!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home