witir Ramadhan, azan Syawal
suara yang berbisik itu sudah lena
kepenatan sedari tadi merempuh gegendang
bagai gigitan nyamuk ia berlalu pergi
tidak diendahkan empunya akal fitrah
hati yang berbisa sudah tegal biasa
melahap sunyi memekap mulut
keluh yang menjahanam sabar
rungut yang mengikis redho
menemani tatkala sendiri merenung mega
langit fajar dan maghrib
tetap bersatu dalam sendu
tanpa berpegangan tangan meniti horizon
manisan kurma dimamah air mata
bekalan berbuka
Ramadhan berwitir dengan sepi
Syawal mengazankan takbir
jiwa-jiwa rontok makin kebal
jiwa-jiwa sesuci bulu pelepah merpati
berterbangan dalam keampunan-Nya
berlabuh di dedaunan Rahmat
selamanya berkat
0 Comments:
Post a Comment
<< Home