marilah, kata bidadari itu....
marilah..kamu sudah di penghujung jalan...
di bahumu terpikul derita yang amat
menghiris benak selapis hirisan yang halus
dikerat sedikit demi sedikit amat perlahan terus-menerus pisau dibenam
ke dalam sebuah hati seorang wanita yang makin dimamah usia
sekeping hati mengimpikan cinta seorang yang ikhlas
aku semakin tua kata hatinya
adakah lagi peluang mencintai dan dicintai?
mukaku makin berkedut keluhnya
adakah lagi ketegangan wajah daya penarik si lelaki?
aku tidak secantik dulu
tubuhku tidak sepejal remaja
gigiku tercabut di sana sini
senyumku hanya menayangkan kedut seribu di wajahku
namun ditepis segala keluhan rasa resah
ya, masamu sudah berlalu, mudamu sudah kau teguk rakus
saat alpa ada kamu ingat kesan di hari tua?
kamu kan menuju mati
apakan daya cinta duniawi sudah lama mengkhianatimu
tubuhmu semakin longgar sendi berbunyi di kala dingin
mati memanggil tatkala kamu tidur
adakah esokkan bersinar mentari nyawamu menghembuskan bayu?
senangkan hatimu dengan kosmetik ruhi
membersihkan jiwa dengan qanaah dan pasrah
serikan wajahmu dengan redho dan taqwa
senyumanmu manis pasti dengan iman yang mengalir
sinar ketenangan lembut dan syahdu
cukup bagi kamu jadi peneman waktu di penghujung usiamu
tanpa nafsu serakah bermaharajalela di situ hanya sinar nur yang redup
melmbai-lambai sayu sang bidadari di pintu Kasih Tuhanmu
marilah marilah Tuhan memanggilmu
jiwa yang tenang berkumpullah walau selama ini
matamu berdarahkan air mata
kudrat kering dihisap sabar
marilah marilah kamu sudah di penghujung jalan kata bidadari
masuklah ke dalam syurga tempat yang tiada hujungnya
segala...
indah ...asyik...tiada rasa bersalah!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home