Monday, February 26, 2007

Menjeling Ingin

MENJELING INGIN

mencari sakinah
irama lagu mendayu
ding ding ding bunyi piano
menekan rasa pilu
lembut gemalai suara buluh perindu
penyair menggoda hati
mengundang asyik

mencari damai
intonasi yang menenggelamkan lara
apa kamu juga begitu?
dari tiupan seruling
yang menggoyahkan sedar
beralun rasa
melarut dalam masa
terbuai-buai beberapa saat menggarap duka

Oh Tuhan...di situkah indahnya dunia?

aku mencari
suara penyair mendendang harap
lemak merdu mendodoi suka
di situ sakinah?

Oh Tuhan
dalam sedih
dalam sayu
bila dada pecah
terhambur rasa
aku terkadang
termangu-mangu di tebing dunia
mencuri dengar
mencuri pandang
menjeling ingin
kebejatan dunia
betulkah sakinahku di situ?
oh Tuhan!!!!

Malam Ini Wajah Sahabat

MALAM INI

Malam ini
Wajah-wajah sahabat
Satu demi satu
Terbayang di mataku
Yaa akhi
Yaa ukhti
Apa khabar dirimu?
Dahulu kita bersatu
Menghadapi liku-liku
Terbayang wajahmu
Tersenyum pahit

“Tabah
Usah berhenti
Sahabatku
ALLAH sayang padamu
Kamu di jalan berduri
Kerana menempuh sunnah Ilahi
Kasih Ilahi begitulah
Tanda sayangNya adalah ujian
Untukmu payung emas di syurga
Jika kamu mengerti
Di sebalik segala duri”

Lalu terdengar esakanmu
Menangis bersamaku
Berombak dadaku dan dadamu
Bila derita menjadi satu
Dua hati menahan sebak yang satu
“Allah sayangkan mu”

Ya Allah
Malam ini
Terbayang wajah
Adakah Engkau melihat mereka?
Melindungi mereka?
Mujahid mujahidah agama-Mu
Bergelumang dalam mehnah jalan-Mu
Kasihani dan tetapkan kaki
“Istiqamah selalu
Kamu tak pernah sendirian
Walau kami tiada di sisi
Allah dekat”

Malam ini
terbayang wajah
sahabatku
Mengajarku
Indahnya ukhuwwah
Indahnya keperitan
Mengingatkanku
Kekasih ALLAH
Bertemankan air mata
Darah dan pengorbanan
Bersandar hanya pada Yang Pengasih

Saturday, February 24, 2007

keris

tiang seri nur
empat belah keris ajaib
dihunus setiap hari
diasah semampu kudrat

solat taubat
keris yang membunuh dosa
dosa kering najis tanpa bau dan rasa
dosa basah hapak dan gelap
di daerah sunyi bernama hati

solat dhuha
antara kesibukan mentari
menghubung silaturrahim
wudhu membasahi wajah
tatkala panas sedikit
sejuk di dahi insaf menitik

solat istikharah
pengurus kehidupan
kompas nyawa dan nafas
arah mana hati terhulur
di situ kaki melangkah

solat syukur
mulut ini acap kali disuap
perut tetap kenyang
tidur menjadi lena
walau bergelumang dosa
tetap ada yang menyuap

tiang seri nur
empat belah keris ajaib
dihunus setiap hari
diasah semampu kudrat

Saturday, February 17, 2007

cicir

dulu
aku bersajak
ku jadikan bait itu doa
sekarang
bait itu titik pesona

bait tidak pernah ku susun
sekarang ada guru disiplin
merotan lidahku agar bertutur asli
jangan klise

sudah ku katakan
aku asyik sendiri menukil kata hati
tidak berani aku menggelar diri
penyair

dulu aku bersajak meluahkan
kini sajakku memecahkan benak
sajak bening benjadi pening!

nawaitu ku kutip
tercicir tatkala menghampir
mungkin berdekatan
memusnahkan inspirasi yang tulin

nawaitu ku kutip
berciciran....

Wednesday, February 14, 2007

penghujung sakaratul maut

tiada lagi seri di dahi
tanda sujud terpadam
menjadi putih

tiada lagi suri di hati
tanda cinta dikikis
menjadi parut

tiada lagi simfoni harmoni
duduk bersandar atas dipan
melepaskan lelah terakhir

akhirnya (alhamdulillah)
tiada lagi (amanah)
sabar dituntun

Tuesday, February 13, 2007

akulah

iman
mana kamu?
berlarian mengejarmu

iman
berkhayalkah selama ini
cukupkah amalan
namun tidak
hanya khayalan?

ku isi karung nurani
kerinduan menjadi-jadi
terhenti langkah
betulkah arah?

betulkah rindu
atau hanya perasaan
bermain hasutan duniawi
bisikan syaitan dengki?

dalam rindu
berselimut dosa
cinta berselindung
di sebalik nifaq?

oh diri
mengapa
berbicara
tapi tidak berbuat?

pintu taubat
bukalah luas
untuk seorang hina

akulah.!

Sunday, February 11, 2007

sajak tanpa roh

hati yang beku
ais pun mencair
puncak nafsu di awan
dikagumi
mata yang memandang

sinar negatif
aura dunia membahang
memakan hati
sedikit tapi pasti
ke mana pergi
entah

cinta berasap
tinggal bara
pagi hidup
petang malap

masih dosa tersenyum hangat
maksiat kacak mempesona
keliru terpinga hati
memegang tasbih ikhlas
lidah ini mampukan mengucap?

Thursday, February 08, 2007

dua nyawa yang indah

di celahan dua nyawa
bernafas di kedua pipiku
kehangatan cinta yang mendalam

di antara dua bibir yang mungil
menganga menguap menangis
jiwa terasa indah

duduk di atas ribaku
seorang di kiri seorang kanan
hatiku penuh emosi

duduk di celahan keajaiban Tuhan
maka aku terkedu
memeluk dua nyawa
yang indah