Saturday, June 30, 2007
Wednesday, June 20, 2007
puasa penyair
puasa adalah benteng
daripada lupa
daripada permaidani empuk
daripada anggur yang disuap
meleh sari buah di tepi bibir
puasa kata-kata
berkata adalah mudah
berbuat tidak ,diangkat tidak walau sehelai rambut
puasa seorang penyair
bila bait basi mual dimuntah
perkataan manis berubah tawar
tiada ruh, gelisah
gemerlap bintang gugur
pembaca menggeletar jijik
puasa pendinding jati diri
puasa penyair penyuci nawaitu
bait yang tertulis digelak malaikat
di kiri kanan bahu
Tuesday, June 19, 2007
Kau, Awal dan Akhir
Kau
Yang Awal
Yang Akhir
Kau
sisir hatiku dengan sikat taqwa
air wudhu ini susuk suci
penghias nur purnama di wajah
menhujani dosa ini
mendung noda berarak malu
ditiup sangkakala taubat ini kekal
air liur terpancar dari celah bibir terkuak
lidah meludah hati yang jarang disental
liat memuntahkan ayat "Yaasiiin"
lantas Basmalah menjadi basi
bila tubuh bongkok bersujud
buah sabarku disambar gagak hitam
melayang di udara dicemari nafas Dajal
Saturday, June 16, 2007
Kun Fayakun
sejak aku menyusuri
perjalanan hidup ini
aku menyongsang ke arah
denai yang bersempadan
sebuah padang yang berapi
seolah neraka kejahatan menguasai
kubiarkan cinta fana memberi petunjuk
akhirnya kecewa membakar aku rentung
lalu kuberhenti di sebuah
sungai yang mengalir
di bawahnya syurga abadi
sungai susu yang kukecapi
menghidupkan fitrah semulajadi
pohon Asmaul Husna yang kusingkap
tabir buruk sangka yang berlabuh
dengan tirai besi
satu langkah kecil
amat bererti
dinihari kufahami
Kun Faya Kun
Thursday, June 14, 2007
bukan pengecut
sentuhan yang kurindu
tatkala ribut malam
tak kutabah tempuh
bisikan semangat yang kuidam
tatkala panas terik
memancar membakar kulit
tak kutahan pijar
tidak kuinsaf
aku tak perlukanmu
untukku angkat diriku
lebih tinggi dari
rumput yang dipijak
kerana setiap insan
adalah pohon yang
megah berdiri sendiri
mengharung badai
aku bukan pengecut
lari dari peperangan
Tuesday, June 12, 2007
kutanggalkan tasbih
tasbih merata
luar dan dalam
denyutan berpusing
mengelilingi hamba
bingkisan hadiah
kiriman hari lahir
dulu dan sekarang tidak sama
warna-warni butir tasbih
kubiarkan jatuh
satu demi satu
ke lantai
peduli tidak kukutip
endah tidak
hanya biji kayu murah
berapa sen?
dulu pesan adikku
memandang tasbih
jiwaku insaf
sudah lama
kutanggalkan ia
dari dinding
kalbu
Monday, June 11, 2007
mutiara bulan
tiram yang menyepi
hening laut dalam membalut
arus panas sejuk
dedaun rumpai laut
longlai membelai
damainya sepi
tenang bisiknya
mutiara di tengah kalbu
enak dakapan Asma-Nya
manis usapan janji Adam
lena buaian bayu bidadari
kelak lahir mutiara
sinar hitam insaf, ampun
seri putih nur, asyik
semantap Qur`an
sebulat Sunnatullah
Saturday, June 09, 2007
aku sayang diri
hidup ini bergurukan
sorotan peristiwa ditaqdirkan
emosi membebalkan
kadang melemaskan
rasional mendisiplinkan
terkadang memenjarakan
tiada ruang bernafas
klaustrofobia pilihan
mengganti ilmu yang dipadam
mengasuh hati
mencorak harapan baru
belajar berkata tidak
berhenti mengangguk
beranikan menolak
mendesak
akhir malam menguap
tidur selena dibuai
diulik madah
aku sayang diri
Wednesday, June 06, 2007
penghuni kubur ini
Penghuni kubur ini
Pernah kudakap dalam sepi
Air mata bergenang tiada lagi di penjara ini
Terlepas bebas bersama impian
Kemanakah saja kamu penghuni abadi?
Dengarkah semboyan rindu fana ini
Sudah kulepaskan engkau pergi
Kenangan terukir sebuah tatu di kalbu
Oh kasih kuletakkan kepalamu di ribaku
Saban malam saban siang
Kusuapi mulutmu nasi bubur
Kutadah najismu sepuluh jari
Air matamu bercampur tahi mata
Tetap mu kucium kasih
Di sebalik segala misteri engkau hidup
Melompat riang bermain sesuka hati
Dalam mimpi, igau dan mata hati
Oh kasihku padamu penghuni kubur ini